Postingan

Menampilkan postingan dengan label Writing

Mengapa Kita Tidak Bisa Hidup Tanpa Biografi

Gambar
Baru-baru ini saya membaca wawancara dengan seorang novelis terkenal. Salah satu pendapatnya yang mengejutkan adalah ketika ia ditanya buku yang paling ia sukai dan paling ia hindari. Untuk pertanyaan terakhir, ia menyebut buku otobiografi. Menurut dia otobiografi selalu sangat subjektif. Bahkan banyak gombalnya. Itu alasan dia menghindar membacanya. Saya kira argumentasinya cukup beralasan. Ini juga yang membuat banyak ahli sejarah sangat berhati-hati bahkan enggan menjadikan otobiografi sebagai genre penulisan sejarah. Sampai-sampai sejumlah bioragfer di Belanda ingin menjadikan biografi sebagai fakultas tersendiri, karena tidak diterima di fakultas sejarah. Biografi dan terutama otobiografi memang unik karena menempatkan dunia dalam bingkai individu. Dalam otobiografi, seringkali yang tampak adalah individu menentukan nasib dunia, bukan sebaliknya, dunia menentukan nasib individu. Perjalanan sejarah berbelok atau dibelokkan oleh individu, bukan sebaliknya individu menapaki jalan ya...

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Cerita Happy Ending

Gambar
  Retaknya persahabatan akibat perbedaan pandangan politik sering tak terelakkan. Barangkali memang ada yang berhasil menghindarinya. Namun, tidak sedikit yang menyerah. Bahkan relasi yang lebih intim dari sahabat, seperti pernikahan, bisa kandas oleh politik. Di Indonesia fakta ini sudah diangkat oleh media empat tahun lalu. Berdasarkan data Mahkamah Agung yang dikutip sejumlah media pada tahun 2019, sebanyak 334 pasangan bercerai karena perbedaan pandangan politik pada 2011. Pada tahun 2012 jumlahnya meningkat menjadi sebanyak 651 pasangan dan pada tahun 2013 sebanyak 2.094 pasangan. Data tahun-tahun sesudahnya belum sempat saya temukan. Tetapi pemberitaan tentang hubungan yang putus akibat aspirasi politik yang tak kompak masih sering menghiasi media. Dengan konteks ini seharusnya tidak ada lagi yang luar biasa pada buku berjudul "The Rough Rider and the Professor". Karya sejarawan AS, Lawrence Jurdem ini berfokus pada retaknya persahabatan 35 tahun antara Presiden AS Theo...

Dari Mana Datangnya Gagasan Satu Paragraf Tidak Boleh Lebih dari 300 Kata

Gambar
Barangkali Anda kerap membaca panduan menulis yang mengetengahkan jumlah kata maupun jumlah kalimat yang ideal untuk satu paragraf. Misalnya, sebuah panduan menulis yang saya baca menyarankan satu paragraf sekitar tujuh sampai sepuluh kalimat. Panduan menulis lain menganjurkan paragraf terdiri dari rata-rata lima kalimat, atau rata-rata 300 kata. Saya selalu penasaran darimana angka-angka ini diperoleh.

Mengapa Poin-poin Argumentasi pada Esai Persuasif Lebih Efektif Bila Diberi Nomor

Gambar
  Esai persuasif sangat dibutuhkan dalam banyak profesi. Salah satunya dalam apa yang dikenal sebagai ' bad letter .' Bad letter adalah esai berupa surat yang berisi penjelasan tentang suatu hal yang buruk atau kurang berkenan bagi penerimanya. Misalnya surat pemberitahuan ditutupnya perusahaan, surat penjelasan tentang tidak dikabulkannya permohonan bantuan, surat penolakan terhadap klaim ganti rugi, dan sejenisnya.

Bagaimana Penulis Esai Memakai Majas Paradoks untuk Membujuk Pembaca

Gambar
Perang endorsement ( dukungan) semakin gencar menjelang hari H pemilihan presiden AS. Kolom opini koran-koran terkemuka negara itu ramai berhiaskan esai mendukung salah satu kandidat.

Menulis Naskah Panjang di Platform Media Sosial, Mengapa Tidak

Gambar
Terlalu sering dan terlalu banyak nasihat kepenulisan yang menyarankan agar tidak menulis naskah panjang di platform media sosial. Begitu seringnya sehingga kemungkinan besar hal itu ditafsirkan sebagai larangan. Apakah betul tidak boleh menulis naskah panjang di platform media sosial? Mengapa beberapa platform media sosial tertentu memberi privilese kepada sebagian penggunanya untuk menulis naskah dengan panjang yang tak terbatas? Mengapa X (dh Twitter) justru memperlonggar batasan jumlah karakter teks? Anjuran untuk tidak menulis naskah panjang di platform media sosial umumnya didasarkan pada pertimbangan praktis. Alasan paling utama yang sering dikemukakan ialah pengguna media sosial memiliki rentang perhatian yang pendek, sehingga mereka tidak cukup waktu membacanya. Sementara alasan ini memang benar, atau valid, tidak berarti solusi satu-satunya adalah menulis naskah pendek. Masih banyak cara untuk memikat pengguna platform media sosial selain dengan menulis pendek. Pilihan isu, s...

Bagaimana Menulis 'Personal History' yang Menawan

Gambar
Para penulis beken sering mendapat privilese menulis ' personal history ' mereka. Semacam memoar untuk menceritakan tempaan waktu yang dijalani, terutama bagaimana mereka pada akhirnya sampai pada keputusan untuk menjadi penulis. Dua yang saya ingat dan saya anggap sangat menawan adalah esai H.L. Mencken, wartawan dan penulis kawakan AS awal abad 20, dan satu bab otobiografi Floyd Dell, juga wartawan kenamaan AS di tahun 1900an, yang dikenal sebagai sosialis radikal sejak masih muda.

Mengapa Esai Tak Pernah Mati

Gambar
Sejak pertama kali diperkenalkan oleh Michel de Montaigne lebih dari 400 tahun lalu, esai tak pernah mati. Esai bertahan meskipun bentuk-bentuk tulisan lain silih berganti muncul. Esai bahkan berekspansi sampai-sampai ia dipergunakan untuk mengekspresikan apa saja. Tidak mengejutkan bila Christy Wampole memperkenalkan istilah The Essayification (Google translate menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia menjadi esaiifikasi) dalam tulisannya di The New York Times edisi 26 Mei 2013 berjudul " The Essayification of Everything ", Esaiifikasi Segalanya. Tulisannya berangkat dari pengamatan minat yang sangat berkembang dalam mengeksplorasi esai sebagai bentuk ekspresi. "Akhir-akhir ini, Anda mungkin memperhatikan banyaknya artikel dan buku yang tertarik pada esai....., esai telah menjadi jimat di zaman kita," tulis dia. ' The Essayfication of Everything ' sendiri adalah sebuah esai yang mencoba menjelaskan ketertarikan orang pada esai. Di antara penjelasannya yan...

Beberapa Catatan dari Pelajaran Menulis dan Menyunting Tulisan Sains

Gambar
Pandangan umum sering membedakan secara ketat ragam bahasa jurnalistik dan ragam bahasa akademik. Ini menghasilkan ketegangan tertentu antara jurnalis dan akademisi. Akademisi menilai wartawan dengan ragam bahasa jurnalistiknya terlalu menyederhanakan masalah, luput mengungkap substansi, dan lebih mengundang debat kusir daripada diskusi konstruktif. Di sisi lain jurnalis sering menilai karya tulis akademisi bertele-tele, penuh jargon, dan tidak praktis. Manakala kedua ragam bahasa itu tak bisa dipungkiri memiliki kekhasannya, bukan berarti jurnalis dan akademisi harus memperlebar perbedaan. Kedua ragam bahasa itu sesungguhnya beririsan, bahkan irisannya bisa diperluas dan masing-masing keunggulannya saling memperkuat. Ini kesimpulan saya dari mengikuti kuliah online " Writing in the Sciences " yang disampaikan oleh Dr. Kristin Sainani, associate professor di Stanford University, melalui platform Coursera. Kuliahnya sepanjang 30 jam diisi antara lain dengan prinsip-prinsip m...

Bagaimana Sebaiknya Instruktur Mengajarkan Cara Menulis Berita yang Enak Dibaca

Gambar
Saat mengajarkan cara menulis berita apakah Anda memakai contoh berita rekaan? Banyak instruktur menggunakan peraga jenis ini. Saya juga. Umumnya alasannya bersifat pedagogis. Berita rekaan dapat dibuat sesuai dengan kriteria berita ideal yang sedang dilatihkan. Dengan demikian peserta pelatihan dengan cepat dapat melihat bagaimana 'teori' cocok dengan praktik. 

Bagaimana Memakai Analogi Menjelaskan Tujuan Menulis Buku

Gambar
Seorang teman memberi saya kesempatan membaca buku-e " The Light We Carry " karya Michelle Obama (2022). Maka sepanjang Minggu (2/6/24) saya menikmatinya. Saya memusatkan perhatian pada bab Pendahuluan , bab yang oleh para penulis pada umumnya akan menjadi bacaan wajib karena tuntutan profesi. Dari Pendahuluan para penulis akan menemukan (dan belajar lagi) tentang tujuan orang menulis. Dari sana konsultan di bidang penulisan mendapat inspirasi dalam memberi advis pada kliennya tentang tujuan menulis. Ada 1001 alasan menulis. Dan uniknya, ada 1001 juga cara para penulis mengungkapkannya. Selalu ada alasan baru, atau diungkapkan secara baru. Ini salah satu yang menarik pada karya Michelle. Ia menggambarkan bukunya sebagai cerita tentang kotak perkakas (tool box ) pribadinya untuk "membantu saya tetap seimbang dan percaya diri....yang membuat saya terus maju bahkan di saat-saat kecemasan dan stres yang tinggi." Bila dikatakan secara lain, buku ini berisi refleksi penu...

Mengapa Kita Perlu Huruf Miring

Gambar
Mengisi libur panjang saya membaca kembali " Satrio Piningit ing Kampung Pingit ." Buku keempat dari serial "Mangan ora Mangan Kumpul, " kumpulan kolom almarhum Umar Kayam di " Kedaulatan Rakyat " itu, terbit tahun 2002.  Salah satu kepiawaian UK ialah kelincahannya menyelipkan kata-kata dari Bahasa Jawa (dan juga bahasa asing) tanpa perlu berpanjang-panjang menjelaskan artinya. Goenawan Mohamad, dalam kata pengantarnya untuk buku seri pertama, membandingkan UK dengan seorang penyiar radio yang terkenal tempo dulu, yang dengan cakep menyapa pendengarnya dalam bahasa daerah sehari-hari dan langsung ' tune in.' Saya kira tidak berlebihan perbandingan itu. Saya yang bukan orang Jawa dapat merasakannya. Hanya pada satu dan dua bab saya merasa sedikit putar otak mencari arti dari kata bahasa Jawa dalam buku karya UK. Selanjutnya kata-kata seperti ngapurancang, maknyus, srengenge, jebule, ngunandika, priyagung mak beup, pripun, nDalem Keagengan, direriun...

Membaca Judul Berita dengan Rasa Bahasa

Gambar
Rasa bahasa sering digambarkan sebagai tanggapan indrawi kita atas kata dan bahasa. Ia bisa bersifat subjektif. Latar belakang sosiologis juga dapat berpengaruh. Saya membaca Kontan edisi 16 April 2024 dengan rasa bahasa seorang yang dibesarkan dalam lingkungan berbahasa Batak Toba dan Simalungun. Judul berita " Kobol-kobol Subsidi Energi Saat Harga Tinggi " sangat menggoda. Bagi orang Batak seusia saya, kata kobol-kobol (KK) cukup akrab karena di masa kecil ada sebuah lagu Batak yang popular dengan lirik mengandung kata itu. Dulu kami menganggapnya lucu, tapi belakangan saya menyadari lagu itu bertendensi body shaming. Menurut Mathias Sitorus dkk dalam buku Sistem Kata Benda dan Kata Sifat dalam Bahasa Batak Toba (1986) KK dalam Bahasa Toba memiliki arti gemuk seperti tong. Sebutan KK sering disematkan pada orang yang berbadan ekstrasubur dengan konotasi jenaka. Dengan rasa bahasa demikianlah saya memaknai KK dalam judul berita Kontan. " Kobol-kobol Subsidi Energi di ...

30 Hal yang Membuat Pembaca Mengklik atau Tidak Mengklik Judul Berita

Gambar
Saya berharap judul ini cukup memancing rasa ingin tahu Anda sehingga mengeklik dan membaca catatan ini. Jika tidak, saya telah gagal memilih judul  Puluhan bahkan ratusan judul yang senada dengan ini  mungkin telah pernah Anda baca. Sebagian pernah membuat Anda kecewa karena tak menyajikan apa yang dijanjikan. Namun, bahwa Anda masih terus mengeklik dan membaca tulisan dengan pesan semacam ini, saya pandang sebagai persistensi yang kuat untuk menemukan cara membuat judul yang hebat. Terimakasih sudah bersedia mengeklik judul dan isi catatan ini.  Kita berada di frekuensi yang sama, sesama pemburu judul seru. Catatan ini saya buat setelah membaca artikel riset berjudul " What Clicks Actually Mean: Exploring Digital News User Practices ," di jurnal Sage Journal  Volume 19 Issue 5, Mei 2018. Penulis artikel riset ini adalah  Tim Groot Kormelink, kandidat PhD  Journalism di Journalism Studies  Vrije Universiteit Amsterdam dan  Irene Costera Meijer, ...

Membaca Kolom "First Person" karya Natasha Freidus Serasa Mengupas Bawang Lima Ons

Gambar
Natasha Freidus adalah seorang Yahudi Kanada yang bermukim di Toronto. Baru-baru ini ia menulis untuk kolom First Person di harian The Globe and Mail edisi 5 April 2024. First Person , seperti namanya, ditulis dengan sudut pandang orang pertama. The Globe mendedikasikannya kepada pembaca yang ingin "berbagi pengalaman, gagasan, maupun talenta menulis kepada sesama pembaca." Terbit setiap hari kerja, tulisan di First Person berkisar 900 sampai 1200 kata. Menurut redaksi, kolom First Person yang berhasil bisa berupa kisah yang "lucu, menyentuh dan mencerahkan -- atau mungkin ketiganya." Yang jelas ia harus merupakan "original voice, pandangan tak terduga ( unexpected view ), perspektif yang masih asing ( unfamiliar perspective ), kisah dengan perincian yang hidup, yang lebih memperlihatkan kenyataan daripada sekadar berkata-kata, anekdot yang membawa terang kepada tema yang lebih luas." Pembaca yang tulisannya dimuat mendapat pemberitahuan dalam rentang d...

Berapa Kata dan Berapa Kalimat Sebaiknya Sebuah Paragraf

Gambar
Barangkali Anda kerap membaca panduan menulis yang mengetengahkan jumlah kata maupun jumlah kalimat yang ideal untuk satu paragraf. Misalnya, sebuah panduan menulis yang saya baca menyarankan satu paragraf sekitar tujuh sampai sepuluh kalimat. Panduan menulis lain menganjurkan paragraf terdiri dari rata-rata lima kalimat, atau rata-rata 300 kata. Saya selalu penasaran darimana angka-angka ini diperoleh. Dari disertasi Edwin Herbert Lewis di University of Chicago pada tahun 1894, yang sudah saya singgung sebelumnya, saya menemukan sebagian jawabannya. Angka-angka itu rupanya lebih bersifat historis-empiris. Sejak abad 19, sejumlah pakar telah mencoba meneliti kebiasaan penulis-penulis terkemuka dalam menyusun paragraf. Dari sana  angka-angka itu kemungkinan muncul. Lewis antara lain mengutip pendapat Scott dan Denney yang menurut dia, pada masa itu (tahun 1890) paling komprehensif mendiskusikan paragraf. Scott dan Denney mengatakan tidak ada aturan eksak mengenai panjang paragraf y...

Mengapa Penulis Inggris kian Enggan Menggunakan Paragraf Kalimat Tunggal

Gambar
Melanjutkan catatan sebelumnya tentang paragraf, berikut ini saya sertakan sebuah daftar yang berasal dari disertasi Edwin Herbert Lewis di University of Chicago pada tahun 1894, yang sudah saya singgung pada catatan lalu. Kolom pertama daftar tersebut berisi nama-nama penulis Inggris. Kolom ke-2 berisi besarnya persentase paragraf yang berupa kalimat tunggal pada tulisan mereka. Kolom ke-3 merupakan jumlah seluruh paragraf pada karya penulis yang diteliti. Ada pun kolom ke-4 merupakan rata-rata jumlah kata per kalimat pada karya penulis bersangkutan.   Lewis menyajikan daftar ini untuk menunjukkan bahwa penggunaan paragraf yang berupa kalimat tunggal dalam perkembangan prosa di Inggris pada abad 19 semakin menurun. Daftar ini menarik bagi saya karena menjadi bukti bahwa pada masa itu paragraf yang terdiri dari satu kalimat bukan hal aneh. Baru di kemudian hari paragraf yang terdiri dari hanya satu kalimat semakin ditinggalkan. Mengapa penggunaan paragraf berupa kalimat tunggal ...

Meraih Gelar Doktor dengan Disertasi tentang Paragraf

Gambar
Pada mulanya huruf demi huruf membentuk kata. Lalu kata demi kata terangkai jadi kalimat.  Selanjutnya kalimat demi kalimat membentuk paragraf. Kumpulan paragraf pada ujungnya membentuk prosa, apakah itu esai, pidato, makalah bahkan disertasi.   Bila berpikir menurut tatanan dari yang terkecil hingga yang terbesar ( ascending order ), Anda mungkin menyetujui begitulah alur terbentuknya tulisan. Tetapi ternyata tidak, bila perspektif sejarah diikutkan. Unit terkecil dalam menulis memang dimulai dari huruf, kata, lalu kalimat. Namun paragraf baru dikenal belakangan. Cukup lama orang tak mengenal paragraf. Manusia menulis kalimat demi kalimat tanpa peduli harus memisahkannya ke dalam paragraf. Baru pada abad pertengahan para penulis di Eropa memberi perhatian pada paragraf, walaupun di Yunani ia sudah lebih dulu dikenal ( paragraphos ). Saya tergerak menulis hal ini oleh rasa penasaran yang mendalam tentang paragraf: apa sesungguhnya paragraf dan apakah betul paragraf harus lebi...

Bagaimana Para Editor Media Online Mengeksplorasi Permainan Kata dalam Menulis Judul

Gambar
Meskipun wartawan selalu diingatkan untuk menghindari penggunaan kata bersayap, mustahil hal tersebut dapat terus-menerus dipenuhi. Entah demi menarik perhatian pembaca, atau untuk menyederhanakan informasi, para redaktur sering tak bisa menghindari penggunaan berbagai teknik kesusastraan dalam menulis berita, yang menciptakan makna figuratif yang melampaui makna denotatif kata.   Salah satu teknik kesusastraan yang sering dipakai adalah permainan kata ( wordplay ). Para peneliti kebahasaan telah banyak melakukan studi tentang hal ini. Salah satunya dilakukan oleh Roya Monsefi dan Tengku Sepora Tengku Mahadi dari School of Languages, Literacies and Translation, Universiti Sains Malaysia. Studi mereka berjudul ' Wordplay in English Online Media Headline ' dipublikasikan di jurnal ' Advances in Language and Literary Studies ' No. 2; April 2016. Penelitian mereka menelusuri penggunaan permainan kata pada 100 judul berita di media online Eropa. Monsefi dan Mahadi menemukan ...

Apresiasi dan Kritik Terhadap Judul Berita Sains

Gambar
Menulis berita sains memiliki tantangan tersendiri. Di satu sisi, para wartawan sains bekerja keras untuk menyajikan substansi sains yang rumit menjadi mudah dimengerti. Pada saat yang sama berita itu harus tetap berbobot di mata para saintis. Bagaimana para praktisi jurnalisme sains menghadapi tantangan ini? Katarzyna Molek-Kozakowska dari Opole University, Polandia, melakukan penelitian terhadap 400 judul berita di Majalah New Scientist (NS). Judul-judul itu dipilih dari judul berita terpopuler dalam kurun 15 bulan. Hasil risetnya dipublikasikan di jurnal Public Understanding of Science , tahun 2016 dengan judul " Stylistic analysis of headlines in science journalism: A case study of New Scientist. " Beberapa poin riset ini sbb: Rata-rata panjang judul 8,06 kata, yang mencerminkan kuatnya kecenderungan memotong kata demi memendekkan judul. Gaya judul disesuaikan dengan kebutuhan audiens lewat cara yang menghibur. Kelayakan berita didasarkan pada nilai-nilai kebaruan (te...