Postingan

Menampilkan postingan dengan label Artificial Intelligence

Mewaspadai Godaan Gaya Hagiografis dalam Menulis Profil Tokoh

Gambar
  Nigel Farndale, penjaga gawang rubrik Obituari koran Inggris The Time s, pernah memberi petunjuk menulis cerita tentang tokoh, khususnya dalam penulisan obituari. Menurut dia, sebuah obituari semestinya adalah catatan yang berimbang tentang sang mendiang yang baru saja pergi. Dalam Writing Obituaries can be Strangely Life-affirming (Spectator, 9 Mei 2020), ia mengatakan obituari seyogyanya ditulis dengan gaya datar dan tidak boleh terjebak menjadi hagiografi. Apa maksudnya? Hagiografi adalah biografi seseorang yang dianggap suci atau pemimpin keagamaan yang disucikan, yang ditulis dengan penuh sanjungan. Sang tokoh digambarkan seideal mungkin, dengan deskripsi yang menonjolkan perbuatannya yang mulia, dan pengalamannya yang acap kali melampaui rasionalitas. Keajaiban-keajaiban yang dialami atau diperbuat sang tokoh menjadi bagian yang penting. Hagiografi merupakan genre sastra yang penting di lingkungan gereja pada awal abad pertengahan. Para ahli di bidang ini sering memperdeba...

Bagaimana Menulis 'Personal History' yang Menawan

Gambar
Para penulis beken sering mendapat privilese menulis ' personal history ' mereka. Semacam memoar untuk menceritakan tempaan waktu yang dijalani, terutama bagaimana mereka pada akhirnya sampai pada keputusan untuk menjadi penulis. Dua yang saya ingat dan saya anggap sangat menawan adalah esai H.L. Mencken, wartawan dan penulis kawakan AS awal abad 20, dan satu bab otobiografi Floyd Dell, juga wartawan kenamaan AS di tahun 1900an, yang dikenal sebagai sosialis radikal sejak masih muda.

AI yang Saya Pahami Sejauh Ini

Gambar
Dulu saya takjub pada wacana altruistik di balik pengembangan kecerdasan buatan (AI), yang dikemukakan para taipan terdepan yang menjadi sponsornya. Kini fase itu tampaknya sudah lewat. Suasana kontemporer yang saya pahami  adalah AI telah memasuki tahap perlombaan dan persaingan menjadi yang terdepan dan dominan, baik secara teknologi namun terutama secara bisnis. Hukum pasar kini semakin menonjol sebagai aturannya dan kapitalisme sebagai spiritnya. Menurut Christopher Mims pada kolomnya di The Wall Street Journal 9-10 Maret 2024, faktor kunci memenangi persaingan AI adalah kecepatan memberi respons terhadap keinginan pengguna. Mesin pencari, sebagai contoh, kini semakin 'wajib' mampu menjawab pertanyaan pengguna dalam hitungan detik. Perlombaan menjadi yang tercepat tidak gratis. Dibutuhkan investasi yang, sejauh ini, belum ada tanda-tanda mencapai puncaknya. Bila mengingat hal ini dan prinsip persaingan kapitalistik yang sering berwujud " the winner takes it all ,...

Jas Hujan untuk Wartawan

Gambar
Hujan pagi hari sering membuat gundah pejuang keluarga yang hendak berangkat kerja. Termasuk para wartawan. Berangkat dari rumah berbagai langkah mitigasi harus dilakukan: bagaimana melindungi pakaian agar tidak basah; rute mana yang harus ditempuh agar tidak terjebak genangan air dan macet; berdoa agar kereta commuter berangkat sesuai jadwal, tidak ada kendala karena pohon tumbang atau gangguan persinyalan. Saya lalu teringat pada Petrus Kanisius (P.K.) Ojong. Ia salah seorang pendiri Kompas dan menjabat sebagai pemimpin umum Gramedia di masa hidupnya. Biografinya yang ditulis oleh wartawan Kompas Helen Ishwara, mengisahkan bagaimana kepeduliannya pada kesehatan wartawan dan karyawan. Dalam buku " Hidup Sederhana Berpikir Mulia: P.K. Ojong " (2014) itu, digambarkan kepedulian P.K. Ojong sampai ke hal-hal kecil. Ia percaya untuk menghasilkan berita berkualitas, wartawan harus sehat. Fisik harus kuat, karena harus bepergian mencari berita dan acap kali harus lembur. Perusaha...

Metamorfosis Penulis

Gambar
Fase demi fase dari embrio menjadi kupu-kupu selalu merupakan contoh popular metamorfosis sempurna. Dari embrio, kupu-kupu berubah menjadi ulat dan perlu berganti warna kulit 4-5 kali sebagai mekanisme bertahan terhadap serangan pemangsa. Lalu kemudian berubah menjadi kepompong, sebuah fase tenang dibungkus cangkang sebagai pelindung. Pada fase ini kepompong juga berubah-ubah warnanya sebagai cara terhindar dari sasaran musuh. Setelah satu sampai dua minggu, tibalah momentum menentukan, tatkala cangkang itu melonggar dan kupu-kupu siap terbang. Ia meninggalkan benteng perlindungan dan pergi menjadi dirinya sendiri. Manusia mengalami metamorfosis. Terutama dalam cara berpikir. Secara natural di masa muda manusia masih labil pemikirannya. Berubah-ubah. Berganti warna seperti ulat dan kepompong. Tetapi ada pula fase nyaman terlindung. Cangkang pembungkusnya kerap berupa nilai-nilai tradisional yang diserap dari lingkunganya bertumbuh. Ia membentengi diri dengan itu. Lalu tiba saatnya manu...

Kiat Baru Menulis Memoar Menurut Reader's Digest

Gambar
Kata 'baru' pada judul ini bisa misleading . Sebab, menurut Profesor Chiara Formichi, Indonesianis di Universitas Cornell, sesungguhnya tidak ada hal yang benar-benar baru dalam studi Ilmu Humaniora. Yang ada adalah cara berbeda dalam memandang sesuatu, berpikir dengan cara yang lain terhadap sumber-sumber pengetahuan yang tersedia.   Dalam kepenulisan hal yang sama berlaku. Dari dulu hingga sekarang tiada henti lahir metode, teknik, pun kiat menulis. Sering kali ia merupakan reformulasi dari yang sudah ada. Reader's Digest adalah salah satu majalah tua di AS. Didirikan tahun 1922 majalah ini terkenal dengan gaya storytelling nya, yang sangat dinikmati oleh sasaran pembacanya, yakni pembaca umum keluarga Amerika. Gaya menulis majalah ini telah dijadikan rujukan, termasuk oleh buku-buku di bidang kepenulisan. Namun tiada henti pula ia menyajikan tulisan tentang bagaimana menulis. Pada edisi terbarunya, November 2023, misalnya, majalah yang hanya terbit 10 edisi setiap tahun...

Beberapa Catatan atas Proses Kreatif Kepenulisan Gurcharan Das

Gambar
Majalah OPEN 4 Desember 2023 menampilkan profil Gurcharan Das. Artikel itu ditulis oleh editor senior Lhendup G. Bhutia berdasarkan wawancara. Gurcharan Das (sekarang berusia 80) dikenal sebagai penulis dan pembicara bisnis. Ia banyak mengulas perekonomian India dari perspektif seorang Corporate Guru. Lulusan Universitas Harvard ini pernah menjadi CEO P & G India dan kemudian menjadi salah seorang direktur P & G global. Ia pensiun di usia 50 lalu memfokuskan diri sebagai penulis. Buku terbarunya berupa memoar berjudul " Another Sort of Freedom " diterbitkan oleh penerbit Allen Lane, 30 Oktober lalu. Memoar ini berkisah tentang perjalanan hidupnya, mulai dari sebagai seorang bayi berdarah India dari Lyallpur, Punjab Pakistan, (yang oleh ibunya digelari ' troublemaker' ) hingga mengukir karier di mancanegara. Benang merahnya: mencari kebebasan ( freedom ). Beberapa catatan atas proses kreatif kepenulisan Das saya sajikan berikut ini. Ia menulis dengan basis fi...

Beberapa Hal yang Masih Misterius tentang AI

Gambar
Sebagai orang awam dalam teknologi informasi, saya sering merasa minder tatkala membaca berbagai pemberitaan yang menyajikan kecanggihan kerja kecerdasan buatan (AI). Rasa minder itu terutama disebabkan ketidakmampuan mencerna bagaimana AI bisa melakukan hal itu. Pada titik tertentu muncul perasaan khawatir, jangan-jangan diri ini sudah jauh ketinggalan kereta akan semua kemajuan itu.  Bila Anda sama seperti saya, sekarang kita boleh bernafas lega bila membaca ulasan kolumnis majalah New Scientist, Alex Wilkins. Pada kolomnya di edisi 7 Oktober 2023, ia menjelaskan bahwa di kalangan orang-orang yang bergelut di bidang AI pun sesungguhnya masih banyak yang belum paham sepenuhnya bagaimana mesin AI bekerja, dan sejauh mana batas kemampuannya. Wilkins terutama membicarakan model algoritma pembelajaran bahasa yang dikenal sebagai Large Language Model (LLM) yang merupakan fundasi dari aplikasi percakapan seperti ChatGPT. Menurut penjelasan yang popular, LLM adalah 'mesin' bahasa ya...

Penulis Versus AI: Beberapa Kontroversi Mutakhir

Gambar
Pertanyaan tentang seberapa jauh Artificial Intelligence (AI) mampu menyamai manusia di bidang kepenulisan masih tetap jadi perbincangan hangat. Saya menyarikan beberapa isu menonjol dari pemberitaan terbaru.   Isu Pelanggaran Hak Cipta. Dewasa ini ratusan ribu buku dijadikan 'asupan' untuk melatih program generatif AI dalam upaya menciptakan 'robot' yang mampu meniru bahkan menyamai penulis-penulis terkenal. Karya-karya penulis bestseller seperti Stephen King dan John Grisham termasuk di dalamnya. Ini memunculkan isu pelanggaran hak cipta karena dipakai tanpa seizin pemegang hak ciptanya. Isu Privasi. Sejumlah platform digital seperti Google, Meta, dan Microsoft, menggunakan data yang dapat dikategorikan bersifat pribadi untuk melatih program AI mereka. Misalnya, apabila kita tidak cermat memilih setelan, percakapan surat-e kita dapat digunakan menjadi pembelajaran AI untuk menulis. Percakapan dengan chatbot juga demikian. Menurut kolumnis The Washington Post, Geoffre...

Bagaimana Sosok Wartawan Menurut AI? Perempuan, Sendirian, dan Berpenampilan Sopan

Gambar
Ada sebuah riset di jurnal "Digital Journalism" yang saya baca beberapa hari ini. Judulnya " What Does a Journalist Look like? Visualizing Journalistic Roles through AI. " Artikel riset ini ditulis oleh Ryan J. Thomas dari Washington State University dan T.J. Thomas dari Queenslan University of Technology, Brisbane, Australia. Artikel yang terbit 7 Juli 2023 itu menyajikan gambar fisik wartawan yang dibuat oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) berdasarkan algoritma. Hasilnya sangat menarik. Gambaran fisik wartawan, menurut rekayasa AI, terlihat seperti rangkaian foto yang saya tampilkan di catatan ini. Foto bagian atas tercipta tatkala kata " Journalist " dipakai sebagai kata kunci pencarian. Di sini jurnalis terlihat sebagai profesi yang independen dan terisolasi. Ia tampak sendirian, tidak ada rekan kerja yang terlihat. Juga tidak ada peralatan (seperti kamera) dan sumber-sumber yang diandalkan oleh para jurnalis untuk mendapatkan kutip...

Kita Belum Apa-apa Bila Menganggap Menulis Sebagai Kesenangan

Gambar
Kebanyakan orang mengawali dunia kepenulisan dengan kesenangan. Tetapi perjalanannya kerap menukik ke dalam penderitaan. Sering kali di ruang kelas tidak ada guru yang berani mengatakan ini. Mungkin mereka khawatir hal itu merusak mood murid yang tengah berbunga-bunga ingin jadi penulis. Kisah Abdulrazak Gurnah, pemenang Nobel Sastra tahun 2021, menarik untuk dipelajari. Ia membagi tiga tahap kepenulisannya. Pertama, kepenulisan di masa kecil. Ia menulis karena diminta menulis pada pelajaran Mengarang. Ia menulis sebagai wujud kepatuhan. Kedua, di masa remaja, menulis sebagai kesenangan. Menulis untuk bikin hati nyaman. Ketiga, menulis ketika menjadi orang asing dan tanpa tanah air. Ini menempa jatidiri kepenulisannya. "Saya tidak menyadari hal ini sepenuhnya sampai saya pergi untuk tinggal di Inggris," tulis dia dalam pidato penerimaan Hadiah Nobel-nya pada 7 Desember 2021. "Di sanalah, dalam kerinduan akan kampung halaman dan di tengah penderitaan, saya mulai merenung...

Menulis di Era Revolusi Industri 4.0

Gambar
Revolusi Industri 4.0 membawa kita pada tata hidup yang diwarnai oleh meluasnya peran kecerdasan buatan ( artificial intelligence ). Banyak pekerjaan harus didefinisikan ulang. Termasuk di dalamnya profesi di dunia kepenulisan. Penulis Jennie M. Xue, dalam sebuah esainya, mengetengahkan bunga rampai fakta yang menarik. Harian terkemuka Amerika Serikat, The Washington Post , pada tahun 2017 menghasilkan 850 artikel yang dibuat bersama robot Heliograf. Pada saat yang hampir bersamaan, kantor berita The Associated Press mempergunakan sebuah ‘mesin pembelajar’ yang dapat menulis 12 kali jumlah tulisan yang dikerjakan oleh manusia. Di Jepang sebuah novel yang dihasilkan oleh robot berhasil lolos pada putaran pertama seleksi Hoshi Shinichi Literary Award pada tahun 2016. Masifnya pergeseran dan perubahan di dunia kerja oleh kehadiran kecerdasan buatan sebelumnya telah dimunculkan oleh dua peneliti dari Oxford Martin School, Ekonom Carl Benedikt Freuy dan ahli pembelajar mesin, Michael ...