Metamorfosis Penulis
Fase demi fase dari embrio menjadi kupu-kupu selalu merupakan contoh popular metamorfosis sempurna. Dari embrio, kupu-kupu berubah menjadi ulat dan perlu berganti warna kulit 4-5 kali sebagai mekanisme bertahan terhadap serangan pemangsa.
Lalu kemudian berubah menjadi kepompong, sebuah fase tenang dibungkus cangkang sebagai pelindung. Pada fase ini kepompong juga berubah-ubah warnanya sebagai cara terhindar dari sasaran musuh.
Setelah satu sampai dua minggu, tibalah momentum menentukan, tatkala cangkang itu melonggar dan kupu-kupu siap terbang. Ia meninggalkan benteng perlindungan dan pergi menjadi dirinya sendiri.
Manusia mengalami metamorfosis. Terutama dalam cara berpikir. Secara natural di masa muda manusia masih labil pemikirannya. Berubah-ubah. Berganti warna seperti ulat dan kepompong.
Tetapi ada pula fase nyaman terlindung. Cangkang pembungkusnya kerap berupa nilai-nilai tradisional yang diserap dari lingkunganya bertumbuh. Ia membentengi diri dengan itu.
Lalu tiba saatnya manusia mencapai titik harus pergi. Ia terbang meninggalkan kenyamanan, bahkan bisa dalam wujud pemberontakan. Pasalnya cangkang pelindung sudah terlalu sempit.
Setiap manusia mengalami metamorfosis paradigma. Yang paling benderang memperlihatkannya para penulis. Disengaja atau tidak metamorfosis itu akan tampak lewat tulisan-tulisan mereka.
Metamorfosis tidak selalu menyenangkan. Ia mungkin saja mendapat reaksi ekstrem bahkan penolakan. Chairil Anwar, misalnya, menggambarkan dirinya sebagai "binatang jalang" yang "dari kumpulannya terbuang."
Metamorfosis yang lebih lunak dijalani oleh Gurcharan Das. Eksekutif P & G yang memilih pensiun di usia 50 dan fokus jadi penulis, dibesarkan dengan nilai-nilai tradisi dan filsafat India. Dalam buku-bukunya, proponen liberalisasi perekonomian ini memotret kemajuan India bertolak dari nilai-nilai tersebut.
Namun, Gurcharan Das bukan lagi kepompong dalam bungkus yang melindunginya. Ia bermetamorfosis menyusun pikirannya sendiri dengan menafsirkan ulang bahkan berkonfrontasi dengan nilai-nilai tradisional itu.
Benturan pertama terjadi dengan ibunya. Saat kuliah Filsafat di Harvard, ia menyediakan waktu setiap hari Jumat menulis surat kepada keluarganya. Surat-suratnya menyinggung juga tentang pandangan-pandangan sekularnya.
Sekali waktu, Gurcharan Das mendiskusikan filsafat eksistensialis Albert Camus di suratnya. Beberapa waktu kemudian tiba balasan surat dari ayahnya, yang isinya menegurnya agar tidak lagi menulis surat seperti itu kepada ibunya.
Di masa mudanya Das adalah seorang sosialis, tetapi dia dikecewakan oleh Sosialisme dan berubah menjadi pendukung ekonomi pasar bebas. Ia bahkan terjun ke politik untuk mereformasi ekonomi negaranya. Metamorfosis pemikiran Das terungkap dalam otobiografinya, Another Sort of Freedom, diluncurkan Oktober l2023.

Komentar
Posting Komentar