Beberapa Catatan atas Proses Kreatif Kepenulisan Gurcharan Das
Majalah OPEN 4 Desember 2023 menampilkan profil Gurcharan Das. Artikel itu ditulis oleh editor senior Lhendup G. Bhutia berdasarkan wawancara. Gurcharan Das (sekarang berusia 80) dikenal sebagai penulis dan pembicara bisnis. Ia banyak mengulas perekonomian India dari perspektif seorang Corporate Guru.
Lulusan Universitas Harvard ini pernah menjadi CEO P & G India dan kemudian menjadi salah seorang direktur P & G global. Ia pensiun di usia 50 lalu memfokuskan diri sebagai penulis.
Buku terbarunya berupa memoar berjudul "Another Sort of Freedom" diterbitkan oleh penerbit Allen Lane, 30 Oktober lalu. Memoar ini berkisah tentang perjalanan hidupnya, mulai dari sebagai seorang bayi berdarah India dari Lyallpur, Punjab Pakistan, (yang oleh ibunya digelari 'troublemaker' ) hingga mengukir karier di mancanegara. Benang merahnya: mencari kebebasan (freedom).
Beberapa catatan atas proses kreatif kepenulisan Das saya sajikan berikut ini.
Ia menulis dengan basis filsafat India. Gurcharan Das memakai filsafat India sebagai basis perspektifnya. Ini umum dilakukan oleh penulis India tetapi masih sedikit penulis Indonesia menggali 'keIndonesiaan' untuk mengangkatnya ke tingkat global. Tiga buku Das sebelumnya, India Unbound (2000), The Difficulty of Being Good (2009), dan Karma: The Riddle of Desire (2018) bertumpu pada tiga tujuan hidup ideal India, yaitu artha (kemakmuran material), dharma (moralitas), dan karma (keinginan). Buku memoarnya bertumpu pada moksha, yang menurut penafsiran Das berarti kebebasan.
Journaling, Kebiasaan di Masa Muda yang Sangat Berharga. Journaling adalah sebuah genre tulisan semi catatan harian tetapi berbobot intelektual. Bila diary lebih bersifat personal, informal, sangat privat bahkan eksklusif, journaling sering digambarkan sebagai catatan harian personal formal bersifat terbuka. Ia merupakan catatan reflektif rutin berbasis perspektif intelektual untuk publik. Das telah membuat catatan-catatan secara regular berupa surat kepada kedua orangtuanya semasa ia kuliah di Harvard. Catatan-catatan ini banyak ia jadikan basis bagi penulisan bukunya, termasuk memoarnya. Kebiasaan menulis catatan ia warisi dari ibunya. Catatan harian sang ibunda bahkan telah ia pergunakan untuk menulis sebuah novel, A Fine Family (1990).
Memori Kerap Lebih Tajam daripada Peristiwa. Dalam penulisan memoarnya, Das menyadari kebenaran perkataan novelis Prancis Marcel Proust bahwa "the memory of an event is actually superior to the event itself." Ketika kita memusatkan perhatian pada ingatan akan suatu peristiwa, detilnya muncul lebih terang daripada saat kita menjalaninya. Banyak hal luput dari perhatian saat peristiwa terjadi, menjadi lebih terang saat kita mengingatnya kembali.
Lulusan Universitas Harvard ini pernah menjadi CEO P & G India dan kemudian menjadi salah seorang direktur P & G global. Ia pensiun di usia 50 lalu memfokuskan diri sebagai penulis.
Buku terbarunya berupa memoar berjudul "Another Sort of Freedom" diterbitkan oleh penerbit Allen Lane, 30 Oktober lalu. Memoar ini berkisah tentang perjalanan hidupnya, mulai dari sebagai seorang bayi berdarah India dari Lyallpur, Punjab Pakistan, (yang oleh ibunya digelari 'troublemaker' ) hingga mengukir karier di mancanegara. Benang merahnya: mencari kebebasan (freedom).
Beberapa catatan atas proses kreatif kepenulisan Das saya sajikan berikut ini.
Ia menulis dengan basis filsafat India. Gurcharan Das memakai filsafat India sebagai basis perspektifnya. Ini umum dilakukan oleh penulis India tetapi masih sedikit penulis Indonesia menggali 'keIndonesiaan' untuk mengangkatnya ke tingkat global. Tiga buku Das sebelumnya, India Unbound (2000), The Difficulty of Being Good (2009), dan Karma: The Riddle of Desire (2018) bertumpu pada tiga tujuan hidup ideal India, yaitu artha (kemakmuran material), dharma (moralitas), dan karma (keinginan). Buku memoarnya bertumpu pada moksha, yang menurut penafsiran Das berarti kebebasan.
Journaling, Kebiasaan di Masa Muda yang Sangat Berharga. Journaling adalah sebuah genre tulisan semi catatan harian tetapi berbobot intelektual. Bila diary lebih bersifat personal, informal, sangat privat bahkan eksklusif, journaling sering digambarkan sebagai catatan harian personal formal bersifat terbuka. Ia merupakan catatan reflektif rutin berbasis perspektif intelektual untuk publik. Das telah membuat catatan-catatan secara regular berupa surat kepada kedua orangtuanya semasa ia kuliah di Harvard. Catatan-catatan ini banyak ia jadikan basis bagi penulisan bukunya, termasuk memoarnya. Kebiasaan menulis catatan ia warisi dari ibunya. Catatan harian sang ibunda bahkan telah ia pergunakan untuk menulis sebuah novel, A Fine Family (1990).
Memori Kerap Lebih Tajam daripada Peristiwa. Dalam penulisan memoarnya, Das menyadari kebenaran perkataan novelis Prancis Marcel Proust bahwa "the memory of an event is actually superior to the event itself." Ketika kita memusatkan perhatian pada ingatan akan suatu peristiwa, detilnya muncul lebih terang daripada saat kita menjalaninya. Banyak hal luput dari perhatian saat peristiwa terjadi, menjadi lebih terang saat kita mengingatnya kembali.

Komentar
Posting Komentar