Apresiasi dan Kritik Terhadap Judul Berita Sains


Menulis berita sains memiliki tantangan tersendiri. Di satu sisi, para wartawan sains bekerja keras untuk menyajikan substansi sains yang rumit menjadi mudah dimengerti. Pada saat yang sama berita itu harus tetap berbobot di mata para saintis.

Bagaimana para praktisi jurnalisme sains menghadapi tantangan ini?

Katarzyna Molek-Kozakowska dari Opole University, Polandia, melakukan penelitian terhadap 400 judul berita di Majalah New Scientist (NS). Judul-judul itu dipilih dari judul berita terpopuler dalam kurun 15 bulan. Hasil risetnya dipublikasikan di jurnal Public Understanding of Science, tahun 2016 dengan judul "Stylistic analysis of headlines in science journalism: A case study of New Scientist."

Beberapa poin riset ini sbb:

  • Rata-rata panjang judul 8,06 kata, yang mencerminkan kuatnya kecenderungan memotong kata demi memendekkan judul.
  • Gaya judul disesuaikan dengan kebutuhan audiens lewat cara yang menghibur.
  • Kelayakan berita didasarkan pada nilai-nilai kebaruan (terlihat dari seringnya penggunaan kata The First pada judul), kesuperlatifan (kata The Most, Best, Oldest), kedekatan/relevansi (kata You, Yours) dan dampak/magnitude ( kata Human, Universe, Earth).
  • Tingginya penggunaan kata ganti posesif Yours menunjukkan upaya menyajikan berita sains dengan menekankan relevansinya bagi kehidupan konsumen selain sebagai cara mempersonalisasi fakta ilmiah.
  • Penggunaan kata You untuk menyapa pembaca secara langsung diharapkan meningkatkan keterlibatan pembaca. Dengan pola ini audiens diajak untuk mempertimbangkan bermanfaatnya penelitian ilmiah dan melihat relevansi sains dengan kehidupan mereka.
  • Penggunaan kata keterangan umumnya berfungsi sebagai penguat dan menggarisbawahi ‘kehebatan’ berita.
  • Judul NS sebagian besar sesuai dengan batasan dan konvensi yang menjadi ciri judul dalam jurnalisme populer (bukan di dunia akademis). Namun, jika dianalisis lebih dekat, terjadi pola yang menekankan selebrasi dan domestikasi sains secara berlebihan.
  • Peneliti menilai personalisasi reportase sains dengan elemen spekulasi dan peningkatan emosi yang berasal dari jurnalisme populer cenderung dicampuradukkan dengan ciri khas gaya ilmiah yang menekankan ketepatan terminologis. Walaupun hal ini merupakan kompetensi jurnalistik yang perlu diapresiasi, peneliti mengatakan perlu dikonfrontasi secara lebih kritis.
  • Domestikasi sains untuk konsumsi seperti yang muncul sebagai infotainment harus dikritisi karena dapat mengasingkan audiens dari genre komunikasi sains yang lebih serius. Maraknya berita sains yang dikemas seperti infotainment, dapat memicu apa yang dikenal sebagai 'narcotizing-dysfunctional', yakni ketika media massa membanjiri masyarakat mengenai isu tertentu, pembaca menjadi apatis terhadap isu tersebut, dan hanya menciptakan kepedulian yang semu.


Eben E. Siadari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik yang Membuat Merah Telinga para Jurnalis Televisi

Apa yang Membuat Wartawan Bergembira Menjalankan Pekerjaannya