Catatan tentang Peran Influencer Membentuk Opini Politik Anak Muda


Catatan ini merupakan rangkuman dan parafrasa dari sebuah studi yang baru saja saya baca. Sudi itu berjudul "Social Media Influencers’ Role in Shaping Political Opinions and Actions of Young Audiences" dipublikasikan di jurnal Media and Communication, 3 Agustus 2023. Penulisnya, Christina Peter dari University of Klagenfurt, Austria, dan Luisa Muth dari FU Berlin, Jerman.

Studi kualitatif ini menggunakan metode wawancara terhadap anak-anak muda Jerman usia 16-22 tahun. Tujuannya untuk menggambarkan peran influencer politik di medsos dalam membentuk opini anak-anak muda Jerman dan memobilisasi mereka untuk bertindak.

Studi ini menyimpulkan bahwa influencer politik di medsos dapat mempengaruhi ide-ide politik generasi muda karena influencer dianggap mampu menyebarkan informasi. Bahkan responden yang tidak mengikuti influencer politik pun dapat terbujuk oleh konten influencer jika mereka melihat sesuatu yang menurut mereka penting dan kredibel.

Berikut  hal menarik dari studi ini.

  • Influencer medsos di ranah politik umumnya mengambil peran sebagai penyampai informasi. Sumber informasi yang utama bagi kalangan muda masih tetap media arus utama dan media konvensional/tradisional.
  • Pada saat yang sama para influencer juga semakin mengukuhkan diri sebagai penafsir informasi. Mereka menjalankan fungsi evaluasi atas informasi dari media arus utama, selanjutnya mengemasnya dengan cara yang lebih popular
  • Pada tahap lanjut, influencer mengambil peran sebagai pembentuk opini dan bahkan mobilisator audiensnya untuk mengambil tindakan.
  • Salah satu keunggulan influencer sebagai pembentuk dan penggerak audiens ialah ketrampilan mereka dalam penggunaan media sosial sebagai sumber informasi utama, membaca dan memanfaatkan algoritma platform media sosial, lalu berhasil mempertemukannya dengan kepentingan politik responden.
  • Namun yang paling bernilai tinggi di mata audiens adalah influencer yang memiliki kredibilitas, keahlian, dan konsistensi konten. Tiga hal ini menciptakan kepercayaan.
  • Ketika influencer meraih kepercayaan audiens, ia tidak lagi hanya penyampai dan penafsir informasi tetapi menjadi sumber informasi itu sendiri. Ia menjadi sumber informasi alternatif dari media arus utama.
  • Keunikan influencer dibanding media arus utama ialah gaya santai dan membumi mereka. Dengan format ini, mereka berhasil menciptakan kesan politik itu mudah.
  • Gaya santai dan membumi itu dikemas oleh para influencer untuk mendekatkan politik pada pengalaman riel audiens, mengangkat topik-topik yang dialami secara pribadi dan nyata.
  • Terhadap kecenderungan membuat politik jadi mudah dan dekat, sejumlah studi mengingatkan kemungkinan ekses negatifnya. Oversimplifikasi terhadap politik dapat menumbuhkan sinisme politik.


Eben E. Siadari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik yang Membuat Merah Telinga para Jurnalis Televisi

Apa yang Membuat Wartawan Bergembira Menjalankan Pekerjaannya