Apa yang Membuat Situs Berita Online Independen Dapat Bertahan Saat yang Lain Berguguran
Era internet membuka kesempatan bagi banyak entrepreneur mencoba peruntungan merintis situs berita online. Ini merupakan fenomena dunia, termasuk di Indonesia.
Ada yang menjuluki situs berita semacam ini 'independent web-native news ventures.' Kata independen di sini untuk menekankan bahwa mereka bukan merupakan bagian dari kelompok media (tradisional) besar. Sedangkan kata native untuk menonjolkan bahwa mereka benar-benar lahir dan tumbuh di era internet, bukan kelanjutan atau perpanjangan media arus utama.
Situs berita online independen yang organisasinya umumnya kecil ini dulu sempat tumbuh bak jamur di musim hujan. Banyak pegiat media bertalenta entrepreneur mencoba mengadu peruntungan. Namun dalam perjalanannya banyak yang gugur. Pertanyaannya, apa yang membuat sebagian dari mereka dapat bertahan?
Brian L Massey mencoba menjawab pertanyaan ini dari sudut pengelolaan keuangan perusahaan, khususnya dalam mendiversifikasi sumber pendapatan. Massey, peneliti dari School of Communication, East Carolina University, Greenville, AS itu secara khusus ingin menantang teori yang umum diyakini, bahwa semakin terdiversifikasi pendapatan sebuah media, semakin baik bagi media tersebut.
Hasil penelitiannya dimuat di jurnal Digital Journalism edisi November 2017 dengan judul "Testing the Revenue Diversity Argument on Independent Web-native News Ventures." Riset ini menarik dicermati, terutama bagi mereka yang meminati masalah-masalah kewirausahaan media. Studi Massey mementahkan anggapan umum yang selama ini banyak diajarkan dalam Ilmu Manajemen, bahwa sumber pendapatan harus diperluas seberagam mungkin. Risetnya menunjukkan situs berita yang berjaya justru yang sumber pendapatannya tidak terlalu terdiversifikasi.
Studi Massey melibatkan 127 responden, yaitu media-media berita online yang dikategorikan sebagai start up di AS. Jumlah ini diperoleh setelah melewati penyaringan beberapa tahap dari 816 media online yang potensial menjadi responden. Karakter responden cukup menarik dicermati. Responden dibagi dua menurut tujuannya, pertama situs berita online bertujuan mencari keuntungan (for profit) dan kedua, yang nonprofit.
Taabel pada riset Massey seperti terlihat pada gambar menjelaskan sumber-sumber pendapatan media online. Kolom paling kiri menunjukkan sumber-sumber pendapatan sedangkan kolom tengah dan kanan menunjukkan jumlahnya (dalam %) pada perusahaan for profit (tengah) dan nonprofit (kanan).
Tiga dari lima pertanyaan hipotetis riset tersebut sbb:
- Berapa rata-rata jenis sumber pendapatan situs berita yang diteliti?
- Apakah situs berita yang sumber pendapatannya lebih tediversifikasi juga merupakan yang memiliki kinerja keuangan lebih baik?
- Apakah responden yang sumber pendapatannya lebih terdiversifikasi juga memiliki umur lebih panjang?
- Riset ini mencatat ada 16 sumber pendapatan responden yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu contributed revenue (pendapatan dari sumbangan), earned revenue (pendapatan yang merupakan hasil usaha), dan other (pendapatan lainnya). Tabel menunjukkan sangat sedikit jenis pendapatan yang benar-benar signifikan dan menjadi andalan. Menurut Massey, untuk situs berita for profit, rata-rata sumber pendapatan yang dapat diandalkan hanya 2,4 jenis, yang terbesar adalah pendapatan dari penerimaan iklan lokal. Untuk situs berita nonprofit rata-rata jumlah sumber pendapatannya 3,8 jenis, yang terbesar adalah pendapatan berupa hibah.
- Dari data ini dapat dikatakan bahwa jumlah jenis sumber pendapatan yang benar-benar substantif berkisar tiga dan empat saja.
- Kinerja keuangan situs berita for profit ternyata bergerak berlawanan dengan diversifikasi sumber pendapatan. Artinya, semakin tidak terdiversifikasi sumber pendapatannya semakin baik kinerja keuangannya. Sedangkan pada organisasi nonprofit tidak ditemukan ada kaitan antara kinerja keuangan dengan diversifikasi sumber pendapatan.
- Tidak terbukti adanya perbedaan jumlah jenis sumber pendapatan antara media online yang berumur panjang dengan yang tidak.
Beberapa kesimpulan
- Menurut Massey, penelitiannya merupakan pengujian paling komprehensif sejauh ini terhadap argumen bahwa situs berita independen harus mendiversifikasi aliran pendapatan mereka agar bisa bertahan. Namun, temuan riset ini tidak mendukung logika tersebut. Perusahaan for profit yang berhasil secara finansial justru yang pendapatannya paling minim terdiversifikasi. Sebaliknya, perusahaan for profit yang mengalami kesulitan finansial adalah yang paling terdiversifikasi, bukan yang paling sedikit diversifikasinya.
- Massey mengatakan temuan risetnya juga bertentangan dengan saran yang mengatakan bahwa situs berita independen harus menghindari iklan, donasi, dan hibah sebagai sumber pendapatan utama. Sebelum ini cukup banyak pendapat yang berkata iklan sebagai sumber pendapatan terus mengalami penurunan, hibah sulit diperoleh dan diperpanjang, sementara donasi naik dan turun seiring dengan perekonomian, sehingga sumber-sumber ini tidak lagi menjadi pilar utama. Pada kenyataannya, riset Massey menunjukkan keberhasilan situs berita independen justru sangat bergantung pada sumber-sumber ini. Organisasi for profit yang paling berhasil dalam riset ini menunjukkan ketergantungan tertinggi pada iklan lokal, dan organisasi nonprofit yang paling jaya menunjukkan ketergantungan yang sama pada donasi dan hibah.
Beberapa catatan saya atas riset ini sbb:
- Riset ini diadakan pada 2014 sehingga konteksnya mungkin sudah sedikit berbeda saat ini.
- Selain itu, ada persoalan lain, yaitu potensi terganggunya independensi pemberitaan bila sumber pendapatan media didominasi oleh satu dua sumber.
Eben E. Siadari

Komentar
Posting Komentar